Minggu, 18 Agustus 2013
TESTIMONI
TESTIMONI
PROPOLIS GAGALKAN DIABETES
“Propolis memperbaiki fungsi
kelenjar pankreas dalam memproduksi insulin sehingga menurunkan kadar glukosa
darah.”
Mengunjungi kerabat dekat pada pertengahan
2006 berakibat fatal bagi Yatinah. Dengan Kadar gula darah 423 mg/l kakinya tak
merasakan kap mesin angkutan kota yang panas. Sesampai di rumah punggung kaki
melepuh.
Luka melepuh itu kemudian membengkak
berisi cairan. Karena bengkak kian membesar, perempuan berusia 61 tahun itu
lantas dibawa ke rumahsakit di Bekasi. Dokter menyayat dan mengeluarkan cairan
lalu menjahitnya. Luka sayatan itulah awal derita. Penyakit gula membuat luka
tak kunjung menutup. Dalam 3 bulan, luka itu semakin lebar dan dalam.
Meski setiap hari dicuci dengan air
hangat dan dikompres, luka tak juga mengecil. Di bulan kelima, lukanya malah
mulai bernanah dan menguarkan bau tak sedap. Puncaknya pada awal 2007 luka
tembus sampai telapak kaki dan menjadi ganren. Ia pun tak lagi mampu berdiri,
apalagi berjalan. Mobilitas perempuan 9 anak itu bergantung pada kursi roda.
Yatinah kerap bolak-balik ke klinik
dan rumahsakit untuk memeriksakan lukanya. Perempuan yang hidupnya hanya
mengandalkan warung makanan kecil di depan rumah itu mesti merogoh kocek
Rp250.000—Rp500.000 setiap periksa. Meski demikian, ganren terus menjalar
sampai kulit di sekitarnya lebam menghitam. Maret 2007, lebam kehitaman itu
menjalar mendekati pergelangan kaki. “Jika sudah sampai pergelangan kaki harus
di amputasi,” kata Yatinah menirukan ucapan dokter. Ia pun hanya bisa pasrah
sambil terus mengkonsumsi obat dari dokter.
Propolis Sembuhkan luka diabetes
Pada
April 2007, disarankan mengkonsumsi propolis.
Yatinah menurut walau ragu. “Dokter di klinik dan rumahsakit dengan obat buatan
pabrik terkenal saja tidak bisa menyembuhkan, apalagi suplemen biasa,” katanya.
Selama 3 hari ia mengkonsumsi propolis pada pagi, siang, dan malam
sebelum tidur. Menurut Yatinah, konsumsi awal rendah itu untuk memberi
kesempatan tubuh beradaptasi.
Setelah 3 hari konsumsi, Yatinah
merasakan tidak ada reaksi penolakan dari tubuh dan baunya berkurang. Saat
itulah ia merasakan lukanya berdenyut, pertanda saraf perasa kembali aktif.
Konsumsi pun ditingkatkan konsumsi propolis setiap minum dengan
frekuensi tetap. Dua minggu mengkonsumsi, nanah berhenti keluar. Bau tidak
sedap pun tidak lagi tercium. Luka di telapak mulai mengering, sedangkan luka
di punggung kaki menyempit. Lebam kehitaman di sekitar luka memudar.
Saat itu konsumsi propolis
masih dibarengi obat kimia. Setelah obat dokter habis, Yatinah melanjutkan
pengobatan hanya dengan propolis. Sebulan setelah konsumsi, giliran luka di
punggung kaki mengering bersamaan menutupnya luka di telapak. Dua bulan
mengkonsumsi, nenek 17 cucu itu bisa lepas dari kursi roda. Ia kembali bisa
berjalan meski agak tertatih. Tak sampai 3 bulan mengkonsumsi, luka mengerikan
itu sudah lenyap.
Bukan cuma mengkonsumsi propolis
secara oral, Yatinah juga menggunakan salep untuk obat luar. Ia mengoleskan
salep mengandung propolis pada ganren di kakinya. Sebelumnya luka dicuci
2—3 kali dengan cairan infus. Cairan infus dipilih lantaran steril. Setelah
dibilas dengan cairan madu, barulah salep dioleskan. Cairan madu menggantikan
alkohol yang meskipun ampuh mengeringkan luka tapi sakitnya tidak tertahankan.
Propolis bekerja di Dalam dan luar
Menurut dr Hafuan Lutfie, dokter
yang meresepkan propolis sejak 2002, propolis bisa bekerja di
dalam dan di luar tubuh. Jika dikonsumsi oral, propolis memperbaiki fungsi
kelenjar pankreas dalam memproduksi insulin sehingga menurunkan kadar glukosa
darah. “Tapi dengan catatan kelenjar pankreas masih berfungsi dan belum rusak
total,” katanya. Selain membantu penyembuhan, propolis juga memberi nutrisi
sehingga sel bisa beregenerasi. Fungsi itulah yang tidak bisa digantikan
obat-obatan medis.
Jika digunakan di luar tubuh,
misalnya dioleskan sebagai salep, propolis
bisa menyembuhkan ganren dan menghilangkan nanah serta bau. Pasalnya, lem lebah
itu bersifat antibakteri. Menurut Hafuan, nanah dan bau adalah sisa pertempuran
antara sel darah putih dan bakteri patogen dari udara. Jika bakteri sudah
dikalahkan oleh propolis, tidak ada lagi nanah penyebab bau yang
terbentuk. Sifat lain propolis dan produk perlebahan lain secara umum adalah
membantu pengeringan sehingga tidak dihinggapi bakteri patogen.
Daya menyembuhkan propolis
tergantung kepada kadar yang dikonsumsi. Semakin tinggi kadar, semakin ampuh
daya menyembuhkannya. Namun, jika kadarnya terlalu tinggi—misal melebihi
60%—zat itu tidak bisa tercerna tubuh lantaran sifatnya yang liat dan keras.
Sebagai produk nonkimiawi, propolis aman dikonsumsi dalam jangka panjang tanpa
efek samping. Toh, Hafuan mengingatkan, selain asupan propolis, penderita
diabetes tetap harus menjaga pola makan dan menghindari konsumsi tinggi glukosa
serta karbohidrat.
Propolis sebagai Antibakteri
Propolis ampuh memberangus diabetes melitus dan efek sampingnya
lantaran kandungan CAPE alias asam kafeat fenetil ester. Penelitian Fuliang
dari Universitas Zhejiang, Hangzhou, China, dan Hepburn dari Universitas
Rhodes, Grahamstown, Afrika Selatan, membuktikan ekstrak propolis menurunkan
kadar glukosa, fruktosamin, malonaldehida, oksida nitrat, oksida nitrat
sintetase, trigliserida, sampai kolesterol total dalam darah.
Sementara hasil pengujian Propolis
di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPT) Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, menemukan propolis kaya alkaloid, flavonoid, polifenol,
saponin, tanin, dan kuersetin, yang semuanya bersifat antioksidan.
Langganan:
Postingan (Atom)